BAB I
PENDAHULUAN
1.
1 Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk social yang tidak dapat
hidup sendiri.Dalam hidup, manusia selalu berinteraksi dengan sesama serta
dengan lingkungan.Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun
dalam kelompok kecil.Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah.Untuk
menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah saling
menghormati dan menghargai.Keteraturan hidup perlu selalu dijaga.Hidup yang
teratur adalah impian setiap insan.Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir,
kemampuan untuk memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang buruk.Dengan
kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan
baik.Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan social
manusiapun perlu dikelola dengan baik.Untuk itulah dibutuhkan sumber daya
manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak untuk
memimpin dirinya sendiri.
Seiring perkembangan zaman, kepemimpinan secara
ilmiah mulai berkembang bersamaan dengan pertumbuhan manajemen ilmiah yang
lebih dikenal dengan ilmu tentang memimpin. Hal ini terlihat dari banyaknya
literatur yang mengkaji tentang kepemimpinan dengan berbagai sudut pandang atau
perspektifnya. Kepemimpinan tidak hanya dilihat dari bak saja, akan tetapi
dapat dilihat dari penyiapan sesuatu secara berencana dan dapat melatih
calon-calon pemimpin.
Sejarah timbulnya kepemimpinan, sejak nenek
moyang dahulu kala, kerjasama dan saling melindungi telah muncul bersama-sama
dengan peradapan manusia. Kerjasama tersebut muncul pada tata kehidupan sosial
masyarakat atau kelompok-kelompok manusia dalam rangka untuk mempertahankan
hidupnya menentang kebuasan binatang dan menghadapi alam sekitarnya. Berangkat
dari kebutuhan bersama tersebut, terjadi kerjasama antar manusia dan mulai
unsur-unsur kepemimpinan. Orang yang ditunjuk sebagai pemimpin dari kelompok
tersebut ialah orang-orang yang paling kuat dan pemberani, sehingga ada aturan
yang disepakati secara bersama-sama misalnya seorang pemimpin harus lahir dari
keturunan bangsawan, sehat, kuat, berani, ulet, pandai, mempunyai pengaruh dan
lain-lain. Hingga sampai sekarang seorang pemimpin harus memiliki syarat-syarat
yang tidak ringan, karena pemimpin sebagai ujung tombak kelompok.
Kepemimpinan atau leadership merupakan ilmu
terapan dari ilmu-ilmu social, sebab prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan
dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan manusia (Moejiono, 2002). Ada
banyak definisi kepemimpinan yang dikemukakan oleh para pakar menurut sudut
pandang masing-masing, definisi-definisi tersebut menunjukkan adanya beberapa
kesamaan.
1.
2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang penulis
uraikan, banyak permasalahan yang penulis dapatkan. Permasalahan tersebut
antara lain :
1. Definisi Pemimpin
Menurut Para Ahli dan Dalam Beberapa Kamus Modern
2. teori Kepemimpinan
3. Tipe dan Gaya
Kepemimpinan
4. Syarat-syarat
Kepemimpinan
5. Pemimpin dan Pimpinan
Indonesia
6. Kepemimpinan
Yang Melayani
1.
3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan karya tulis ini adalah:
Agar lebih memahami dan
mendalami pokok bahasan khususnya tentang kepemimpinan
untuk memberikan pengetahuan kepada para pembaca tentang kepemimpinan baik
itu pengertian kepemimpinan, teori-teori kepemimpinan, tipe dan gaya
kepemimpinan, syarat-syarat kepemimpinan dan ciri-ciri kepemimpinan yang baik itu seperti apa.
BAB II
PEMBAHASAN
2.
1 Definisi Pemimpin Menurut Para Ahli dan Dalam
Beberapa Kamus Modern
- Ahmad Rusli dalam kertas kerjanya Pemimpin Dalam Kepimpinan Pendidikan (1999). Menyatakan pemimpin adalah individu manusia yang diamanahkan memimpin subordinat (pengikutnya) ke arah mencapai matlamat yang ditetapkan.
- MifthaThoha dalam bukunyaPrilaku Organisasi (1983: 255). Pemimpin adalah seseorang yang memiliki kemampuan memimpin, artinya memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain atau kelompok tanpa mengindahkan bentuk alasannya.
- KartiniKartono (1994 : 33). Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya kecakapan dan kelebihan disatu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa tujuan.
- C.N. Cooley (1902). Pemimpin itu selalu merupakan titik pusat dari suatu kecenderungan, dan pada kesempatan lain, semua gerakan sosial kalau diamati secara cermat akan ditemukan kecenderungan yang memiliki titik pusat.
- Henry Pratt Faiechild dalam KartiniKartono (1994: 33). Pemimpin dalam pengertian ialah seseorang yang dengan jalan memprakarsai tingkah laku sosial dengan mengatur, mengarahkan, mengorganisir atau mengontrol usaha/upaya orang lain atau melalui prestise, kekuasaan dan posisi. Dalam pengertian yang terbatas, pemimpin ialah seorang yang membimbing, memimpin dengan bantuan kualitas-kualitas persuasifnya dan ekseptansi/penerimaan secara sukarela oleh para pengikutnya.
- Modern Dictionary Of Sociology (1996). Pemimpin (leader) adalah seseorang yang menempati peranan sentral atau posisi dominan dan pengaruh dalam kelompok (a person who occupies a central role or position of dominance and influence in a group).
- Ensiklopedia Administrasi (disusun oleh Staf Dosen Balai Pembinaan Administrasi Universitas GadjahMada). Pemimpin (Leader) adalah orang yang melakukan kegiatan atau proses mempengaruhi orang lain dalam situasi tertentu, melalui proses komunikasi, yang diarahkan guna mencapai tujuan/tujuan-tujuan tertentu.
2. 2 Teori
Kepemimpinan
Memahami teori-teori kepemimpinan
sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh mana kepemimpinan dalam suatu
organisasi telah dapat dilaksanakan secara efektif serta menunjang kepada
produktifitas organisasi secara keseluruhan. Dalam karya tulis ini akan dibahas
tentang teori dan gaya kepemimpinan.
Seorang pemimpin harus
mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya mempunyai referensi dalam
menjalankan sebuah organisasi. Beberapa teori tentang kepemimpinan antara lain
:
1. Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )
Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan ”The Greatma Theory”. Dalam perkembanganya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa sifat – sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian.
Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan ”The Greatma Theory”. Dalam perkembanganya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa sifat – sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian.
Keith Devis merumuskan 4
sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi,
antara lain :
· Kecerdasan
· Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial
· Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi
· Sikap Hubungan Kemanusiaan
· Kecerdasan
· Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial
· Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi
· Sikap Hubungan Kemanusiaan
2. Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
Berdasarkan penelitian, perilaku
seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki kecendrungan kearah 2 hal.
- Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal ini seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan bawahan.
- Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.
Jadi, berdasarkan teori ini, seorang
pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang pemimpin yang memiliki perhatian
yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi pula.
3. Teori Kewibawaan Pemimpin
Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab
dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain
baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk
melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.
4. Teori Kepemimpinan Situasi
Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus
bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.
5. Teori Kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang
positif antara pemimpin dengan pengikutnya.
Dari adanya berbagai teori kepemimpinan di atas, dapat diketahui bahwa teori kepemimpinan tertentu akan sangat mempengaruhi gaya kepemimpinan (Leadership Style), yakni pemimpin yang menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan segenap filsafat, keterampilan dan sikapnya. Gaya kepemimpinan adalah cara seorang pemimpan bersikap, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang lain dalam mempengaruhi orang untuk melakukan sesuatu.Gaya tersebut bisa berbeda – beda atas dasar motivasi , kuasa ataupun orientasi terhadap tugas atau orang tertentu. Diantara beberapa gaya kepemimpinan, terdapat pemimpin yang positif dan negatif, dimana perbedaan itu didasarkan pada cara dan upaya mereka memotivasi karyawan. Apabila pendekatan dalam pemberian motivasi ditekankan pada imbalan atau reward (baik ekonomis maupun nonekonomis) berartitelah digunakan gaya kepemimpinan yang positif. Sebaliknya jika pendekatannya menekankan pada hukuman atau punishment, berarti dia menerapkan gaya kepemimpinan negatif. Pendekatan kedua ini dapat menghasilakan prestasi yang diterima dalam banyak situasi, tetapi menimbulkan kerugian manusiawi.
Selain gaya kepemimpinan di
atas masih terdapat gaya lainnya.
1. Otokratis
Kepemimpinan seperti ini menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam
mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya. Kekuasaan sangat dominan
digunakan. Memusatkan kekuasaan dan pengambilan keputusan bagi dirinya sendiri,
dan menata situasi kerja yang rumit bagi pegawai sehingga mau melakukan apa
saja yang diperintahkan. Kepemimpinan ini pada umumnya negatif, yang
berdasarkan atas ancaman dan hukuman. Meskipun demikian, ada juga beberapa
manfaatnya antaranya memungkinkan pengambilan keputusan dengan cepat serta
memungkinkan pendayagunaan pegawai yang kurang kompeten.
2. Partisipasif
2. Partisipasif
Lebih banyak mendesentrelisasikan wewenang yang dimilikinya sehingga
keputusan yang diambil tidak bersifat sepihak.
3. Demokrasi
3. Demokrasi
Ditandai adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan pendekatan
pengambilan keputusan yang kooperatif. Di bawah kepemimpinan pemimpin yang
demokrasis cenderung bermoral tinggi dapat bekerjasama, mengutamakan mutu kerja
dan dapat mengarahkan diri sendiri.
4. Kendali Bebas
4. Kendali Bebas
Pemimpin memberikan kekuasaan penuh terhadap bawahan, struktur organisasi
bersifat longgar dan pemimpin bersifat pasif. Yaitu Pemimpin menghindari kuasa
dan tanggung – jawab, kemudian menggantungkannya kepada kelompok baik dalam menetapkan
tujuan dan menanggulangi masalahnya sendiri.
Dilihat dari orientasi si
pemimpin, terdapat dua gaya kepemimpinan yang diterapkan, yaitu gaya konsideral
dan struktur, atau dikenal juga sebagai orientasi pegawai dan orientasi tugas.
Beberapa hasil penelitian para ahli menunjukkan bahwa prestasi dan kepuasan
kerja pegawai dapat ditingkatkan apabila konsiderasi merupakan gaya
kepemimpinan yang dominan. Sebaliknya, para pemimpin yang berorientasi tugas
yang terstruktur, percaya bahwa mereka memperoleh hasil dengan tetap membuat
orang – orang sibuk dan mendesak mereka untuk berproduksi.
Pemimpin yang positif,
partisipatif dan berorientasi konsiderasi,tidak selamanya merupakan pemimpinyan
terbaik.
Ditengah-tengah dinamika
organisasi (yang antara lain diindikasikan oleh adanya perilaku staf atau
individu yang berbeda – beda), maka untuk mencapai efektivitas organisasi,
penerapan keempat gaya kepemimpinan diatas perlu disesuaikan dengan tuntutan
keadaan. Inilah yang dimaksud dengan situasional lesdership,sebagaimana telah
disinggung di atas. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa untuk dapat
mengembangkan gaya kepemimpinan situasional ini, seseorang perlu memiliki tiga
kemampuan khusus yakni :
- Kemampuan analitis (analytical skills) yakni kemampuan untuk menilai tingkat pengalaman dan motivasi bawahan dalam melaksanakan tugas.
- Kemampuan untuk fleksibel (flexibility atau adaptability skills) yaitu kemampuan untuk menerapkan gaya kepemimpinan yang paling tepat berdasarkan analisa terhadap situasi.
Kemampuan berkomunikasi
(communication skills) yakni kemampuan untuk menjelaskan kepada bawahan tentang
perubahan gaya kepemimpinan yang kita terapkan.
Ketiga kemampuan di atas
sangat dibutuhkan bagi seorang pemimpin, sebab seorang pemimpin harus dapat
melaksanakan tiga peran utamanya yakni peran interpersonal, peran pengolah
informasi, serta peran pengambilan keputusan.
Rahasia utama kepemimpinan
adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari kekuasaanya, bukan
kecerdasannya, tapi dari kekuatanpribadinya. Maka jika ingin menjadi pemimpin
yang baik jangan pikirkan orang lain, pikirkanlah diri sendiri dulu. Tidak akan
bisa mengubah orang lain dengan efektif sebelum merubah diri sendiri. Bangunan
akan bagus, kokoh, megah, karena ada pondasinya. Maka sibuk memikirkan
membangun umat, membangun masyarakat, merubah dunia akan menjadi omong kosong
jika tidak diawali dengan diri sendiri. Merubah orang lain tanpa merubah diri
sendiri adalah mimpi mengendalikan orang lain tanpa mengendalikan diri.
2.3 Tipe dan Gaya Kepemimpinan
KartiniKartono
menjelaskan bahwa tipe kepemimpinan terbagi atas:
1. Tipe
Kharismatik
Tipe ini mempunyai daya tarik dan pembawaan
yang luar biasa, sehingga mereka mempunyai pengikut yang jumlahnya besar.
Kesetiaan dan kepatuhan pengikutnya timbul
dari kepercayaan terhadap pemimpin itu. Pemimpin dianggap mempunyai kemampuan
yangdiperoleh dari kekuatanYang Maha Kuasa.
2. Tipe
Paternalistik
Tipe Kepemimpinan dengan sifat-sifat antara
lain;
a. Menganggap
bawahannya belum dewasa
b. bersikap terlalu
melindungi
c. Jarang
memberi kesempatan bawahan untuk mengambil keputusan
d. Selalu
bersikap maha tahu dan maha benar.
3. Tipe
Otoriter
Pemimpin tipe otoriter mempunyai sifat sebagai
berikut:
a. Pemimipin
organisasi sebagai miliknnya
b. Pemimpin
bertindak sebagai dictator
c. Cara
menggerakkan bawahan dengan paksaan dan ancaman.
4. Tipe
Militeristik
Dalam tipe ini
pemimpin mempunyai siafat sifat:
a. menuntut
kedisiplinan yang keras dan kaku
b. lebih banyak
menggunakan system perintah
c. menghendaki
keputusan mutlak dari bawahan
d. Formalitas
yang berlebih-lebihan
e. Tidak
menerima saran dan kritik dari bawahan
f. Sifat
komunikasi hanya sepihak
5. Tipe
Demokrasi
Tipe demokrasi mengutamkan masalah kerja sama
sehingga terdapat koordinasi pekerjaan dari semua bawahan. Kepemimpinan
demokrasi menghadapi potensi sikap individu, mau mendengarkan saran dan kritik
yang sifatnya membangun. Jadi pemimpin menitikberatkan pada aktifitas setiap
anggota kelompok, sehingga semua unsure organisasi dilibatkan dalam akatifitas,
yang dimulai penentuan tujuan,, pembuatan rencana keputusan, disiplin.
2.4 Syarat-syarat
Kepemimpinan
Ada tiga hal penting dalam konsepsi
kepemimpinan antara lain:
1. Kekuasaan
Kekuasaaan
adalah otorisasi dan legalitas yang memberikan wewenang kepada pemimpin untuk
mempengaruhi dan menggerakkan bawahan untuk berbuat sesuatu dalam rangka
penyelesaian tugas tertentu.
2. Kewibawaan
Kewibawaan
merupakan keunggulan, kelebihan, keutamaan sehingga pemimpin mampu mengatur
orang lain dan patuh padanya.
3. Kemampuan
Kemampuan
adalah sumber daya kekuatan, kesanggupan dan kecakapan secara teknis maupun
social, yang melebihi dari anggota biasa. Sementara itu Stodgill yang dikutip
James A. Lee menyatakan pemimpin itu harus mempunyai kelebihan sebagai
persyaratan, antara lain:
1. Kepastian,
kecerdasan, kewaspadaan, kemampuan berbicara, kemampuan menilai.
2. Prestasi,
gelar kesarjanaan, ilmu pengetahuan dalam bidang tertentu.
3. Tangggung
jawab, berani, tekun, mandiri, kreatif, ulet, percaya diri, agresif.
4. Partisipasi
aktif, memiliki stabilitas tinmggi, kooperatif, mampu bergaul.
5. Status,
kedudukan social ekonomi cukup tinggidantenar.
2. 5Pemimpin dan Pimpinan Indonesia
1. Kepemimpinan
Pancasila
Dalam rangka menjalankan tugas kewajibannya
seorang pemimpin harus dapat menjaga kewibawaannya.Lebih-lebih dalam
kemerdekaan dan pembangunan.Berhasilnya pembangunan nasional tergantung peran
aktif rakyat Indonesia, dengan sikap mental, tekad semangat, ketaatan dan
disiplin nasional dalam menjalankan tugas kewajibannya.Dengan demikian perlu
dikembangkan motivasi membangun dikalangan masyarakat luas dan motivasi
pengorbanan pengabdian pada unsur kepemimpinannya.Norma-norma yang tercakup dalam
Pancasila itu sekaligus merupakan sistem nilai yang harus dihayati dan
diamalkan oleh setiap warga Negara, khususnya para pemimpin.Kepemimpinan
Pancasila adalah bentuk kepemimpinan yang selalu menggambarkan nilai-nilai dan
norma-norma Pancasila.Sumber-sumber kepemimpinan Pancasila:
a. Nilai-nilai positif dan modernisme
b. Refleksi hakekat hidup dan tujuan hidup bangsa pada erapembangunan dan zaman modern.
c. Intisari warisan pusaka berupa nilai-nilai dan norma-normakepemimpinan yang ditulis paranenek moyang, pujangga, raja.
a. Nilai-nilai positif dan modernisme
b. Refleksi hakekat hidup dan tujuan hidup bangsa pada erapembangunan dan zaman modern.
c. Intisari warisan pusaka berupa nilai-nilai dan norma-normakepemimpinan yang ditulis paranenek moyang, pujangga, raja.
Ada beberapa
azas kepemimpinan Pancasila yang digali dari nilai-nilaikepemimpinan Indonesia:
a. Ingngarsa
sung tulada
b.
Ingmadyamangunkarsa
c. Tut
wuriHandayani
d. Taqwa kepada
Tuhan Ynag Maha Esa
e. Waspada
purwawasesa
f. Ambeg para marta
g. Prasaja
h. Satya
i. Geminastiti
j. Blaka
k. Legawa
2. Kepemimpinan
Pembangunan
Dalam pembangunan nasional pada hakekatnya
adalah pembangunan manusia seutuhnya dan membangun seluruh rakyat Indonesia,
yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.Hakekat pembangunan adalah rangkaian
upaya pembangunan dan perubahan yang dilangsungkan secara sadar, sengaja,
berencana yang menujukepada modernitas dan taraf hidup yang lebih tinggi.Untuk
mewujudkan pembangunan tersebut diperlukan tipe kepimimpinan yang mampu mengelola
pembangunan yaitu tipe kepemimpinan “Administrator dan Sosioteknokrat”.
Pemimpin Administrator pembangunan bertugas untuk melakukan rentetan usaha
bersama dengan rakyat untuk mengadakan perbaikan, peningkatan tata kehidupan dan sarana kehidupan sosial demi
pencapaian kesejahteraan manusia, kebaikan serta keadilan yang merata.
Sosioteknokrat adalah seorang yang bertugas mengelola aspek-aspek teknik
administratif dan mahir membimbing dan membangun manusianya.
2.6 Kepemimpinan Yang
Melayani
Merenungkan kembali arti
makna kepemimpinan, sering diartikan kepemimpinan adalah jabatan formal, yang
menuntut untuk mendapat fasilitas dan pelayanan dari konstituen yang seharusnya
dilayani. Meskipun banyak di antara pemimpin yang ketika dilantik mengatakan bahwa
jabatan adalah sebuah amanah, namun dalam kenyataannya sedikit sekali atau bisa
dikatakan hampir tidak ada pemimpin yang sungguh – sungguh menerapkan
kepemimpinan dari hati, yaitu kepemimpinan yang melayani.
A. Karakter Kepemimpinan
· Hati Yang Melayani
· Hati Yang Melayani
Kepemimpianan yang
melayani dimulai dari dalam diri kita. Kepemimpinan menuntut suatu transformasi
dari dalam hati dan perubahan karakter. Kepemimpinan yang melayani dimulai dari
dalam dan kemudian bergerak keluar untuk melayani mereka yang dipimpinnya. Disinilah
pentingnya karakter dan integritas seorang pemimpin untuk menjadi pemimpin yang
diterima oleh rakyat yang dipimpinnya.
Seorang pemimpin yang memiliki hati yang
melayani adalah akuntabilitas( accountable ). Istilah akuntabilitas adalah
berarti penuh tanggung jawab dan dapat diandalkan. Artinya seluruh
perkataan,pikiran dan tindakannya dapat dipertanggungjawabkan kepada public
atau kepada setiap anggota organisasinya.Pemimpin yang melayani adalah pemimpin
yang mau mendengar.Mau mendengar setiap kebutuhan, impian, dan harapan dari
mereka yang dipimpin.Pemimpin yang melayani adalah pemimpin yang dapat
mengendalikam ego dan kepentingan pribadinya melebihi kepentingan public atau
mereka yang dipimpinnya. Mengendalikan ego berarti dapat mengendalikan diri
ketika tekanan maupun tantangan yang dihadapi menjadi begitu berat,selalu dalam
keadaan tenang, penuh pengendalian diri, dan tidak mudah emosi.
B. Metode Kepemimpinan
· Kepala Yang Melayani
· Kepala Yang Melayani
Seorang pemimpin tidak
cukup hanya memiliki hati atau karakter semata, tapi juga harus memiliki
serangkaian metode kepemimpinan agar dapat menjadi pemimpin yang efektif.
Banyak sekali pemimpin memiliki kualitas sari aspek yang pertama yaitu karakter
dan integritas seorang pemimpin, tetapi ketika menjadi pimpinan formal, justru
tidak efektif sama sekali karena tidak memiliki metode kepemimpinan yang baik.
Contoh adalah para pemimpin yang diperlukan untuk mengelola mereka yang
dipimpinnya.
Tidak banyak pemimpin yang
memiliki metode kepemimpinan ini. Karena hal ini tidak pernah diajarkan di
sekolah – sekolah formal. Keterampilan seperti ini disebut dengan Softskill
atau Personalskill. Dalam salah satu artikel di economist.com ada sebuah ulasan
berjudul Can Leadership Be Taught, dibahas bahwa kepemimpinan (dalam hal ini
metode kepemimpinan) dapat diajarkan sehingga melengkapi mereka yang memiliki
karakter kepemimpinan. Ada 3 hal penting dalam metode kepemimpinan, yaitu :
1) Kepemimpinan yang efektif dimulai dengan visi yang jelas.
2) Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang yang responsive.
3) Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang pelatih atau pendamping bagi orang – orang yang dipimpinnya (performance coach).
1) Kepemimpinan yang efektif dimulai dengan visi yang jelas.
2) Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang yang responsive.
3) Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang pelatih atau pendamping bagi orang – orang yang dipimpinnya (performance coach).
C. Perilaku Kepemimpinan
· Tangan Yang Melayani
· Tangan Yang Melayani
Pemimpin yang melayani bukan sekedar
memperlihatkan karakter dan integritas, serta memiliki kemampuan metode
kepemimpinan, tapi dia harus menunjukkan perilaku maupun kebiasaan seorang
pemimpin.
BAB III
PENUTUP
3.
1 Kesimpulan
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang
mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan
bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan
organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi
untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.Seorang pemimpin yang baik harus
memiliki integritas (kepribadian), intelektual (pengetahuan), intelegensi
(spiritual), skill atau kemampuan/keahlian, memiliki power atau dapat
mempengaruhi orang lain, mau belajar, mendengar dan siap dikritik. Apabila
ketujuh isi dari esensi/hakikat kepemimpinan tersebut telah dimiliki oleh
seorang pemimpin maka pemimpin tersebut akanarif dan bijaksana.
Kata pemimpin,
kepemimpinan serta kekuasaan memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan.
Karena untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya,
tetapi banyak faktor. Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa
kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang
digunakan.Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin
bukan dari kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya.
Seorang pemimpin sejati selalu bekerja keras memperbaiki dirinya sebelum sibuk
memperbaiki orang lain.Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan
dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri
seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal
(leadership from the inside out).
3. 2
Saran
Sangat diperlukan sekali
jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa kepemimpinan itu perlu
selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk memimpin diri sendiri.Jika
saja Indonesia memiliki pemimpin yang sangat tangguh tentu akan menjadi luar biasa.
Karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin. Pemimpin memimpin, pengikut
mengikuti. Jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik, cirinya adalah
pengikut tidak mau lagi mengikuti. Oleh karena itu kualitas kita tergantung
kualitas pemimpin kita. Makin kuat yang memimpin maka makin kuat pula yang
dipimpin.
6 Komentar untuk "MAKALAH KEPEMIMPINAN"
Terimaksih banyak informasi dan ilmunya sahabat
salam hormat dari saya
Warkop Setia
Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara efektif serta menunjang kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan. Dalam karya tulis ini akan dibahas tentang teori dan gaya kepemimpinan. Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi
Website paling ternama dan paling terpercaya di Asia
Sistem pelayanan 24 Jam Non-Stop bersama dengan CS Berpengalaman respon tercepat
Memiliki 8 Jenis game yang sangat digemari oleh seluruh peminat poker / domino
Link Alternatif : arena-domino.net
100% Memuaskan ^-^
daftar pustaka nya mana??
dafus nggk ada bang, lain kali tolong taruhin yak :)
Keren kak termakasih banyak materinya mengenai pengertian kepemimpinan menurut para ahli, lengkap dan detail.